Laporan Praktikum Archimedes
Judul Praktikum : Hukum Archimedes
Tujuan Praktikum :
A. PERCOBAAN
I. Dasar teori :
Hukum Archimedes
Hukum Archimedes : Setiap benda yang berada di dalam suatu fluida, maka benda itu akan mengalami gaya ke atas (yang disebut gaya apung) seberat zat cair yang dipindahkan.
Dalam persamaan : FA = Wb
Menurut Archimedes, benda menjadi lebih ringan bila diukur dalam air daripada di udara karena dalam air, benda mendapat gaya ke atas. Sementara ketika di udara, benda memiliki berat yang sesungguhnya.
Dalam Persamaan : Wb = mb.g
Ketika dalam air, dikatakan memiliki berat semu, dinyatakan dengan: Wdf = Wb – FA
Keterangan : Wdf : berat dalam fluida, dikatakan juga berat semu (N) Wb : berat benda sesungguhnnya, atau berat di udara (N) FA : gaya angkat ke atas (N) Gaya angkat ke atas ini yang disebut juga gaya apung.
II. Cara Kerja :
Judul Praktikum : Hukum Archimedes
Tujuan Praktikum :
- Membandingkan gaya Archimedes antara pengukuran (neraca gaya) dengan hasil – hasil perhitungan p.g.V
- Membuktikan peristiwa tenggelam, terapung, dan melayang. Alat dan Bahan :
- Alat :
- Gelas Ukur, yang dipakai sebagai wadah
- Neraca Pegas, yang dipakai untuk mengukur berat benda (W) di udara maupun di air.
- Neraca Ohaus, yang dipakai untuk mengukur massa benda
- Sendok, yang dipakai untuk mengaduk larutan garam
- Benang, yang dipakai untuk mengikat telur
- Kertas millimeter, yang dipakai sebagai skala
- Bahan :
- Telur, benda yang akan digunakan dalam percobaan untuk mendapatkan data gaya angkat dan peristiwa tenggelam, melayang dan, mengapung.
- Air, yang akan digunakan sebagai media untuk mengukur / menghitung gaya apung
- Garam, sebagai bahan terlarut dalam percobaan II.
A. PERCOBAAN
I. Dasar teori :
Hukum Archimedes
Hukum Archimedes : Setiap benda yang berada di dalam suatu fluida, maka benda itu akan mengalami gaya ke atas (yang disebut gaya apung) seberat zat cair yang dipindahkan.
Dalam persamaan : FA = Wb
Menurut Archimedes, benda menjadi lebih ringan bila diukur dalam air daripada di udara karena dalam air, benda mendapat gaya ke atas. Sementara ketika di udara, benda memiliki berat yang sesungguhnya.
Dalam Persamaan : Wb = mb.g
Ketika dalam air, dikatakan memiliki berat semu, dinyatakan dengan: Wdf = Wb – FA
Keterangan : Wdf : berat dalam fluida, dikatakan juga berat semu (N) Wb : berat benda sesungguhnnya, atau berat di udara (N) FA : gaya angkat ke atas (N) Gaya angkat ke atas ini yang disebut juga gaya apung.
- Defenisi I gaya apung: Gaya yang dikerjakan fluida pada benda yang timbul karena selisih gaya hidrostatik yang di kerjakan fluida antara permukaan bawah dengan permukaan atas. BIla tekanan fluida pada sisi atas dan sisi bawah benda yang mengapung masing-masing p1 dan p2, maka gaya yang dikerjakan pada telur pada sisi atas dan bawah adalah: F1 = p1. A F2 = p2. A Gaya ke atas yang bekerja pada balok merupakan resultan gaya F1 dan F2. FA = F2 – F2 FA = (p2 – p1)A FA = (h2 – h1)pfgA FA = pfgV Keterangan : pf = masa jenis fluida (kg/m3) V = volume air telur yang tercelup (m3)
- Defenisi II gaya apung : Selisih berat benda di udara dengan berat benda di fluida yang memiliki gaya apung tersebut.
II. Cara Kerja :
- Timbang telur di neraca Hauss
- Ikat telur dengan benang
- timbang telur dengan neraca pegas
- masukkan telur ke dalam gelas ukur yang berisi air 300 ml dan perhatikan skala
- perubahan dalam neraca pegas dan kenaikan volume air
Create a free website with
0 komentar:
Posting Komentar