GUNAKAN MASA MUDAMU UNTUK BERKARYA . .!

Original From

Original From

Pages

Batman Begins - Diagonal Resize 2

KIRIM YA . . .!

KRITIK DAN SARAN 081938949005

kritik dan saran

RSS

contoh makalah : kepribadian manusia Sheling Lipo N.



BAB I
P E N D A H U L U A N

A.    Latar Belakang Masalah
Sebagai seorang mahasiswa yang dipersiapkan untuk sebuah profesi di bidang pendidikan, dipandang perlu memiliki kemampuan dasar mengenai perkembangan dan perubahan kepribadian peserta didik. Hal ini dimaksudkan agar yang bersangkutan ketika telah terjun dalam dunia pendidikan akan mampu memberi layanan secara optimal kepada peserta didik. Perlu dipahami oleh mahasiswa calon guru  bahwa seorang  guru professional disyaratkan memiliki empat kompetensi dasar, antara  lain kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.
Sementara, dunia pendidikan di republik kita dewasa ini tengah menghadapi masalah yang sangat kompleks, yang merupakan bagian dari tanggung jawab tenaga pendidik. Salah satu  diantaranya adalah masalah menurunnya nilai moralitas peserta didik yang dikhawatirkan akan mengancam kelangsungan proses pendidikan, dan selanjutnya bukan tidak mungkin akan mengakibatkan runtuhnya tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa daan bernegara.
Berbagai faktor sangat terkait erat dengan problematika peserta didik dewasa ini. Salah satu  faktor diantarannya yakni faktor tenaga pendidik yang kurang memiliki komitmen terhadap tugas dan tanggung jawab kependidikan. Berdasarkan realitas yang ada bahwa saat ini masih banyak guru yang melaksanakan tugasnya hanya sekedar mengugurkan kewajiban, mereka tidak menyadari akan fungsi diri sebagai seorang profesional. Mereka cenderung tidak memerhatikan dan bahkan melalaikan akan tanggung jawab terkait dengan kondisi psikologis peserta didik.
Terkait dengan masalah tersebut di  atas, dirasa perlu penulis mengangkat sebuah makalah sederhana dengan judul, Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perkembangan dan Perubahan Kepribadian.


B.     Rumusan Masalah
Untuk memeroleh pemahaman dan gambaaran yang jelas tentang faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan perubahankepribadian, penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut.
1.      Apa yang dimaksud dengan kepribadian?
2.      Faktor apa sajakah yang memengaruhi perkembangan kepribadian?
3.      Faktor apa sajakah yang memengaruhi perubahan kepribadian?


C.    T u j u a n
Tujuan penulisan makalaah ini adalah untuk memeroleh pemahaman menganai factor-faktor yang memengaruhi perkembangan dan perubahan kepribadian.

D.    Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi mahasiswa calon tenaga pendidik agar memiliki pemahaman dan apresiasi yang memadai tentang faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan dan perubahan kepribadian.













BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kepribadian
Kepribdian menunjuk pada pengaturan sikap-sikap seseorang untuk berbuat, berpikir, dan merasakan, khususnya apabila dia berhubungan dengan orang lain atau menanggapi suatu keadaan. Kepribadian mencakup kebiasaan, sikap, dan sifat yang dimiliki seseorang apabila berhubungan dengan orang lain.
Untuk memahami lebih jauh mengenai pengertian kepribadian, berikut ini definisi yang dipaparkan oleh beberapa ahli.

a.       M.A.W. Brower
Kepribadian adalah sosial yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini, dan sikap-sikap seseorang.corak tingkah laku,
b.      Koentjaraningrat
Kepribadian adalah suatu susunan dari unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan seseorang.
c.       Theodore R. Newcomb
Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
d.      Yinger
Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan system kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.
e.       Roucek dan Warren
Kepribadian adalah organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, da sosiologis yang mendasari perilaku seseorang.

Dari pengertian yang diungkapkan oleh para ahli di atas, dapat kita simpulkan secara sederhana bahwa yang dimaksud kepribadian (personality) merupakan ciri-ciri dan sifat-sifat khas yang mewakili sikap atau tabiat seseorang, yang mencakup pola-pola pemikiran dan perasaan, konsep diri, perangai, dan mentalitas yang umumya sejalan dengan kebiasaan umum.

B.     Unsur-unsur dalam Kepribadian
Kepribadian seseorang bersifat unik dan tidak ada duanya. Unsur-unsur yang memengaruhi kepribadian seseorang itu adalah pengetahuan, perasaan, dan dorongan naluri.

a.       Pengetahuan
Pengetahuan sesorang bersumber dari pola pikir yang rasional, yang berisi fantasi, pemahaman, dan pengalaman mengenai bermacam-macam hal yang diperolehnya dari lingkungan yang ada di sekitarnya. Semua itu direkam dalam otak dan sedikit demi sedikit diungkapkan dalam bentuk perilakunya di masyarakat.
b.      Perasaan
Perasaan merupakan suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang menghasilkan penilaian positif atau negative terhadap sesuatu atau peristiwa tertentu. Perasaan selalu bersifat subjektif, sehingga penilaian seseorang terhadap suatu hal atau kejadian akan berbeda dengan penilaian orang lain. Contohnya penilaian terhadap jam pelajaran yang kosong.
c.       Dorongan Naluri
Dorongan naluri merupakan kemauan yang sudah menjadi naluri setiap manusia. Hal itu dimaksudkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup manusia, baik yang bersifat rohaniah maupun jasmaniah. Sedikitnya ada tujuh macam dorongan naluri, yaitu untuk mempertahankan hidup, seksual, mencari makan, bergaul dan berinteraksi dengan sesame manusia, meniru tingkah laku sesamanya, barbakti, serta keindahan bentuk, warna, suara, dan gerak.

C.    Faktor-faktor yang Membentuk Kepribadian
Secara umum, perkembangan kepribadian dipengaruhi oleh lima factor yaitu:
a.       Warisan Biologis(Heredity)
Warisan biologis memengaruhi kehidupan manusia dan setiap manusia mempunyai warisan biologis yang unik, berbeda dari orang lain. Artinya tidak ada seorang pun di dunia ini yang mempunyai karakteristik fisik yang sama persis dengan orang lain, bahkan anak kembar sekalipun. Faktor keturunan berpengaruh terhadap keramah-tamahan, perilaku kompulsif (terpaksa dilakukan), dan kemudahan dalam membentuk kepemimpinan, pengendalian diri, dorongan hati, sikap, dan minat.
b.      Warisan Lingkungan Alam(Natural Environment)
Perbedaan iklim, topografi, dan sumber daya alam menyebabkan manusia harus menyesuaikan diri terhadap alam. Melalui penyesuaian diri itu, dengan sendirinya pola perilaku masyarakat dan kebudayaannyapun dipengaruhi oleh alam.
c.       Warisan Sosial(Social Heritage) atau Kebudayaan
Kita tahu bahwa antara manusia, alam, dan kebudayaan mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling memengaruhi. manusia berusaha untuk mengubah alam agar sesuai dengan kebudayaannya guna memenuhi kebutuhan hidup.
d.      Pengalaman Kelompok Manusia(Group Experiences)
Kehidupan manusia dipengaruhi oleh kelompoknya. Kelompok manusia, sadar atau tidak telah memengaruhi anggota-anggotanya.
e.       Pengalaman Unik(Unique Experience)
Setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda dengan orang lain, walaupun orang itu berasal dari keluarga yang sama, dibesarkan dalam kebudayaan yang sama, serta mempunyai lingkungan fisik yang sama pula. Mengapa demikian? Walaupun mereka pernah mendapatkan pengalaman yang serupa dalam beberapa hal, namun berbeda dalam beberapa hal lainnya. Mengingat pengalaman setiap orang adalah unik dan tidak ada pengalaman siapapun yang secara sempurna menyamainya.






Selain kelima faktor pembentuk kepribadian di atas, F.G. Robbins dalam Sumadi Suryabrata (2003), mengemukakan ada lima faktor yang menjadi dasar kepribadian, yaitu:
a.       Sifat Dasar
Sifat dsar merupakan keseluruhan potensi yang dimiliki seseorang yang diwarisi dari ayah dan ibunya.
b.      Lingkungan Prenatal
Lingkungan prenatal merupakan lingkungan dalam kandungan ibu. Pada periode ini individu mendapatkan pengaruh tidak langsung dari ibu. Maka dari itu, kondisi ibu sangat menentukan kondisi bayi yang ada dalam kandungannya tersebut, baik secara fisik maupun secara psikis.
c.       Perbedaan Individual
Perbedaan individu merupakan salah satu faktor yang memengaruhi proses sosialisasi sejak lahir.
d.      Lingkungan
Lingkungan meliputi segala kondisi yang ada di sekeliling individu yang memengaruhi proses sosialisasinya. Proses sosialisasi individu tersebut akan berpengaruh pada kepribadiannya.
e.       Motivasi
Motivasi adalah dorongan-dorongan, baik yang datang dari dalam maupun luar individu sehingga menggerakkan individu untuk berbuat atau melakukan sesuatu. Dorongan-dorongan inilah yang akan membentuk kepribadian individu sebagai warna dalam kehidupan bermasyarakat.







D.    Teori-teori Perkembangan Kepribadian
Ada beberapa teori yang membahas mengenai perkembangan kepribadian dalam proses sosialisasi. Teori-teori tersebut antara lain Teori Tabula Rasa, Teori Cermin Diri, Teori Diri Antisosial, Teori Ralph Conton, dan Toeri Subkultural Soerjono Soekanto.
a.       Teori Tabula Rasa
Pada tahun 1690 John Locke mengemukakan Teori Tabula Rasa dalam bukunya yang berjudul “An Essay Concerning Human Understanding.” Menurut teori ini, manusia yang baru lahir seperti batu tulis yang bersih dan akan menjadi seperti apa kepribadian seseorang ditentukan oleh pengalaman yang didapatkannya. Teori ini mengandaikan bahwa semua individu pada waktu lahir mempunyai potensi kepribadian yang sama. Kepribadian seseorang setelah itu semata-mata hasil pengalaman-pengalaman sesudah lahir (Haviland, 1989:398).
Perbedaan pengalaman yang dialami seseorang itulah yang menyebabkan adanya bermacam-macam kepribadian dan adanya perbedaan kepribadian antar inividu yang satu dengan individu yang lain.
Teori tersebut tidak dapat diterima seluruhnya. Kita tahu bahwa setiap orang memiliki kecenderungan khas sebagai warisan yang dibawanya sejak lahir yang akan memengaruhi kepribadiannya pada waktu dewasa. Akan tetapi juga harus diingat bahwa warisan genetik hanya menentukan potensi kepribadian setiap orang. Tumbuh dan berkembangnya potensi itu tidak seperti garis lurus, namun ada kemungkinan terjadi penyimpangan. kepribadian seseorang tidak selalu berkembang sesuai dengan potensi yang diwarisinya.
Warisan genetik itu memang memengaruhi kepribadian, tetapi tidak mutlak menentukan sifat kepribadian seseorang. Pengalaman hidup, khususnya pengalaman-pengalaman yang diperoleh pada usia dini, sangat menetukan kepribadian individu.
b.      Teori Cermin Diri
Teori Cermin Diri (The Looking Glass Self ) ini dikemukakan oleh Charles H.Cooley. Teori ini merupakan gambaran bahwa seseorang hanya bisa berkembang dengan bantuan orang lain.

Ada tiga langkah dalam proses pembentukan cermin diri.
1)      Imajinasi tentang pandangan orang lain terhadap diri seseorang, seperti bagaimana pakaian atau tingkah lakunya di mata orang lain.
2)      Imajinasi terhadap penilaian orang lain tentang apa yang terdapat pada diri masing-masing orang. Misalnya, pakaian yang dipakai.
3)      Perasaan seseorang tentang penilaian-penilaian itu, seperti bangga, kecewa, gembira, atau rendah hati.
c.       Teori Diri Antisosial
Teori ini dikemukakan oleh Sigmund Freud. Dia berpendapat bahwa diri manusia mempunyai tiga bagian, yaitu id, superego, dan ego.
1)      Id adalah pusat nafsu serta dorongan yang bersifat naluriah, tidak social, rakus, dan antisosial.
2)      Ego adalah bagian yang bersifat sadar dan rasional yang mengatur pengendalian superego terhadap id. Ego secara kasar dapat disebut sebagai akal pikiran.
3)      Superego adalah kompleks dari cita-cita dan nilai-nilai sosial yang dihayati seseorang serta membentuk hati nurani atau disebut sebagai kesadaran sosial.
d.      Teori Ralph dan Conton
Teori ini mengatakan bahwa setiap kebudayaan menekankan serangkaian pengaruh umum terhadap individu yang tumbuh di bawah kebudayaan itu.
e.       Teori Subkultural Soerjono Soekanto
Teori ini mencoba melihat kaitan antara kebudayaan dan kepribadian dalam ruang lingkup yang lebih sempit, yaitu kebudayaan khusus (subcultural). Dia menyebutkan ada beberapa tipe kebudayaan khusus yang memengaruhi kepribadian, yaitu sebgai berikut.
1)      Kebudayaan Khusus Atas Dasar Faktor Kedaerahan.
2)      Cara  Hidup di Kota dan di Desa yang Berbeda.
3)      Kebudayaan Khusus Kelas Sosial.
4)      Kebudayaan Khusus Atas Dasar Agama.
5)      Kebudayaan Khusus Atas Dasar Pekerjaan Atau Keahlian.





























E.     Tahap-tahap Perkembangan Kepribadian
Tahap-tahap perkembangan kepribadian setiap individu tidak dapat disamakan satu dengan yang lainnya. Tetapi secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut.
a.       Fase Pertama
Fase pertama dimulai sejak anak berusia satu sampai dua tahun, ketika anak mulai mengenal dirinya sendiri.
b.      Fase Kedua
fase ini merupakan fase yang sangat efektif dalam membentuk dan mengembangkan bakat-bakat yang ada pada diri seorang anak.
Fase ini berlangsung relative panjang hingga anak menjelang masa kedewasaannya sampai kepribadian tersebut mulai tampak dengan tipe-tipe perilaku yang khas yang tampak dalam hal-hal berikut.
1)      Dorongan-dorongan (Drives)
Unsur ini merupakan pusat dari kehendak manusia untuk melakukan suatu aktivitas yang selanjutnya akan membentuk motif-motif tertentu untuk mewujudkan suatu keinginan.
2)      Naluri (Istinct)
Naluri merupakan suatu dorongan yang bersifat kodrati yang melekat dengan hakikat makhluk hidup.
3)      Getaran Hati (Emosi)
Emosi atau getaran hati merupakan sesuatu yang abstrak yang menjadi sumber perasaan manusia. Emosi dapat menjadi pengukur segala sesuatu yang ada pada manusia, seperti senang, sedih, indah, serasi, dan yang lainnya.
4)      Perangai
Perangai merupakan perwujudan dari perpaduan antara hati dan pikiran manusia yang tampak dari raut muka maupun gerak-gerik seseorang. Perangai ini merupakan salah satu unsure dari kepribadian yang mulai riil, dapat dilihat, dan diidentifikasikan oleh orang lain.
5)      Inteligensi (Intellegence Quetient-IQ)
Intelegensi adalah tingkat kemampuan berpikir yang dimiliki oleh seseorang.
6)      Bakat (Talent)
Bkat pada hakikatnya merupakan sesuatu yang abstrak yang diperoleh seseorang karena warisan biologis yang diturunkan oleh leluhurnya, seperti bakat seni, olahraga, berdagang, berpolitik, dan lainnya.
c.       Fase Ketiga
Pada proses perkembangan kepribadian seseorang, fase ini merupakan fase terkhir yang ditandai dengan semakin stabilnya perilaku-perilaku yang khas dari orang tersebut.

Pada fase ketiga terjadi perkembangan yang relative tetap, yaitu dengan terbentuknya perilaku-perilaku yang khas sebagai perwujudan kepribadian yang bersifat abstrak. Setelah kepribadian terbentuk secara permanen, maka dapat diklasifikasikan tiga tipe kepribadian, yaitu kepribadian normative, kepribadian otoriter, dan kepribadian perbatasan.
1)      Kepribadian ini merupakan tipe kepribadianyang ideal, dimana seseorang mempunyai prinsip-prinsip yang kuat untuk menerapkan nilai-nilai sentral yang ada dalam dirinya sebagai hasil sosialisasi pada masa sebelumya. Seseorang memiliki kepribadian normative apabila terjadi proses sosialisasi antara perlakuan terhadap dirinya dan perlakuan terhadap orang lain sesuai dengan tata nilai yang ada di dalam masyarakat. Tipe ini ditandai dengan kemampuan menyesuaikan diri yang sangat tinggi dan dapat menampung banyak aspirasi adri orang lain.
2)      Kepribadian Otoriter (Otoriter Man)
Tipe ini terbentuk melalui proses sosialisasi individu yang lebih mementingkan kepentingan diri sendiri dari pada kepentingan orang lain.
3)      Kepribadian Perbatasan
Kepribadian ini merupakan tipe kepribadian yang relative labil di mana cirri khas dari prinsip-prinsip dan perilakunya seringkali mengalami perubahan-perubahan, sehingga seolah-olah  seseorang itu mempunyai lebih dari satu corak kepribadian. Seseorang dikatakan memiliki kepribadian perbatasan apabila orang ini memiliki dualism budaya, misalnya karena proses perkawinan atau karena situasi tertentu hingga mereka harus mengabdi pada dua struktur budaya yang berbeda.




Peubahan kepribadian :
Pengalaman awal :
Sigmund Freud menekankan tentang pentingnya pengalaman awal  (masa kanak kanak) dalam perkembangan kepribadian. Trauma kelahiran, pemisahan dari ibu adalah pengalaman yang sulit dihapus dari ingatan.
Ciri-ciri bayi :
1.bayi dari umur  4 bulan sudah bias tengkureb, dalam jngka 1 thun lebih bayi bias mengijak bumi/berjalan.
2.Balita dari usia 3-4 thn sedang mempelajari bahasa’y sendiri dan bahasa orang dewasa yang dia pernah dengar di dalam lingkungan hidup.
3.Kanak-kanak dari usia 5-6 thn sedang menghetahui ilmu dasar untuk perkembangan otaknya supaya apa yang dia inginkan tararah
4,Remaja dari usia 12-17 thn sedang semaraknya mengenal pergaulan,emosianalnya belum stabil,tidak ingin diatur dan agak susah dinasehati. Apa yang dia inginkan mereka ingin sangat memiliki .
5.Dewasa awal  dari usia17-25 thn proses pematangan mengenal jati diri sendiri ,memilih cita-cita yang dia inginkan misalnya: setelah saya lulus SMA saya akan melanjutkan jenjang perguruan tinggi .
Dari usia 25-30 thn waktunya untuk memilih pasangan yang terbaik dari yang paling baik.
6.Manula dari usia 30-60 thn terlihat dari segi fisik dan sifatnya yang tidak bisa stabil dan melebihi anak kecil. misalnya nenek itu sedang sakit nenek itu ingin diperhatikan layaknya seperti bayi.





Kesimpulan :
Konsep kepribadian merupakan konsep yang sangat luas ,sehingga sulit untuk merumuskan satu definisi yang dapat mencakup keseluruhanya.Kepribadian adalah organisasi factor-faktor biologis,sosiologis,psikologis.yang mendasari prilaku seseorang.dari pengertian yang dungkapkan oleh para ahli dapat kita simpulkan secara sederhana bahwa yang dimaksud kepribadian(personality).

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar