MAKALAH
DEMAM BERDARAH
Disusun oleh Kelompok I :
Alfara
Ardiansyah
M.Azam
M.Perwira
Rezi
Raditya
Sheling
Lipo Nagasibi
|
14061160
14061160
14061160
14061160
140611603623
|
PENDIDIKAN
JASMANI DAN KESEHATAN
FAKULTAS
ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2014
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demam
dengue (DD) dan demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue. Sampai saat ini, infeksi virus Dengue tetap
menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Indonesia dimasukkan dalam kategori “A”
dalam stratifikasi DBD oleh World Health Organization (WHO) 2001 yang
mengindikasikan tingginya angka perawatan rumah sakit dan kematian akibat DBD,
khususnya pada anak. Berdasarkan data Departemen Kesehatan RI (2007)
menunjukkan jika dibandingkan antara tahun 2006 dan tahun 2005 terdapat
peningkatan jumlah penduduk, provinsi dan kecamatan yang terjangkit penyakit
ini, dengan case fatality rate sebesar 1,01%.
Demam berdarah dengue banyak
ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. Data dari seluruh dunia menunjukkan
Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya.
Sementara itu, terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health
Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus
DBD tertinggi di Asia Tenggara. Di Indonesia DBD telah menjadi masalah
kesehatan masyarakat selama 41 tahun terakhir. Sejak tahun 1968 telah terjadi
peningkatan persebaran jumlah provinsi dan kabupaten/kota yang endemis DBD,
dari 2 provinsi dan 2 kota, menjadi 32 (97%) dan 382 (77%) kabupaten/kota pada
tahun 2009..
Masa
kritis dari penyakit ini terjadi pada akhir fase demam yaitu pada Dengue Syok Syndrome (DSS),
karena pada saat itu terjadi penurunan suhu tubuh yang tiba-tiba dan sering
disertai dengan gangguan sirkulasi yang bervariasi dalam berat-ringanya. Pada
kasus dengan gangguan sirkulasi ringan perubahan yang terjadi minimal dan
sementara, pada kasus berat penderita dapat mengalami syok. Syok pada demam berdarah (DSS) merupakan
tanda kegawatan yang harus mendapat perhatian serius. Syok dapat terjadi dalam
waktu yang sangat singkat, pasien dapat
meninggal dalam waktu 12 – 24 jam atau sembuh cepat setelah mendapat
penggantian cairan yang memadai. Apabila syok tidak dapat segera diatasi dengan
baik, akan terjadi komplikasi yaitu asidosis metabolik, perdarahan saluran
cerna hebat atau perdarahan lain, hal ini pertanda prognosis yang buruk. Penyakit
demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat,
di Indonesia jumlah kasus DBD menunjukkan kecenderungan meningkat baik dalam
jumlah, maupun luas wilayah yang terjangkit dan secara sporadis selalu terjadi
Kejadian Luar Biasa (KLB) setiap tahun. Meningkatnya jumlah kasus serta
bertambahnya wilayah yang terjangkit DBD, disebabkan karena semakin baiknya
sarana transportasi penduduk, adanya pemukiman baru, kurangnya perilaku
masyarakat terhadap pembersihan sarang nyamuk (PSN), terdapatnya vektor nyamuk
hampir di seluruh pelosok tanah air serta adanya empat serotype virus
yang bersirkulasi sepanjang tahun. Sedangkan berbagai faktor kependudukan
berpengaruh pada peningkatan dan penyebaran kasus DBD, antara lain: Pertumbuhan penduduk yang tinggi, Urbanisasi
yang tidak terencana dan tidak terkendali, Tidak efektifnya kontrol vektor
nyamuk yang efektif di daerah endemis, dan
peningkatan sarana transportasi.
Upaya
pengendalian terhadap faktor kependudukan tersebut (terutama kontrol vektor
nyamuk) harus terus diupayakan, di samping pemberian terapi yang optimal pada
penderita DBD, dengan tujuan menurunkan jumlah kasus dan kematian akibat
penyakit ini. Sampai saat ini, belum ada terapi yang spesifik untuk DBD,
prinsip utama dalam terapi DBD adalah terapi suportif, yakni pemberian cairan
pengganti. Dengan memahami patogenesis, perjalanan penyakit, gambaran klinis
dan pemeriksaan laboratorium, diharapkan penatalaksanaan dapat dilakukan secara
efektif dan efisien.
Berdasarkan fenomena dan latar belakang diatas, maka
kelompok kami tertarik untuk membahas mengenai penyakit demam
berdarah secara menyeluruh.
B. Tujuan
1.
Tujuan umum
Mengetahui bagaimana ilmu yang
mempelajari tentang penyakit demam berdarah
2. Tujuan
khusus
a.
Mengetahui
pengertian demam berdarah
b.
Mengetahui
penyebab demam berdarah
c.
Mengatahui
pathogenesis demam berdarah
d.
Mengetahui
gejala demam berdarah
e.
Mengetahui
pengobatan demam berdarah
f.
Mengetahui pencegahan demam berdarah
C. Manfaat
1.
Teoritis
Untuk
meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan tentang penyakit demam berdarah.
2.
Praktis
Sebagai
masukan guna lebih memahami penyakit demam berdarah.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Konsep
Penyakit DBD
1.
Pengertian
Penyakit
Dangue adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus (arthropadborn virus)
dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
(Aedes albopictuse dan Aedes aegypti). Sampai sekarang dikenal
ada 4 jenis virus dangue yang dapat menimbulkan penyakit, baik demam dangue
maupun demam berdarah. Demam Berdarah Dangue adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus dangue I, II, II, dan IV yang
ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti
dan Aedes Albocpitus.
2.
Penyebab
Penyebab
penyakit demam berdarah dangue pada seseorang adalah virus dangue termasuk
family flaviviridae genus Flavivirus yang terdiri dari 4 serotipe, yakni DEN-1,
DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Ke empat
serotip ini ada di Indonesia, dan dilaporkan bahwa serotip virus DEN-3 sering
menimbulkan wabah . Virus DEN termasuk dalam kelompok virus yang relative labil
terhadap suhu dan faKtor kimiawai lain serta masa viremia yang pendek. Virus DEN virionnya tersusun oleh genom RNA
dikelilingi oleh nukleokapsid, ditutupi oleh suatu selubung dari lipid yang
mengandung 2 protein yaitu selubung protein E dan protein membrane M.
3.
Patogenesis
Virus dangue masuk ke dalam tubuh
manusia lewat gigitan nyamuk Aedes aegypty
atau Aedes albopictus dengan organ
sasaran adalah organ hepar, nodus limfaticus, sumsum tulang belakang, dan paru.
Dalam peredaran darah, virus tersebut akan difagosit oleh sel monosit perifer.
Virus DEN mampu bertahan hidup dan mengadakan multifikasi dalam sel tersebut.
Infeksivirus dangue dimulai dengan menempelnya virus genomnya masuk ke dalam
sel dengan bantuan organel-organel sel, genom virus membentuk
komponen-komponenya. Setelah terbentuk, virus dilepaskan dari sel. Proses
perkembangbiakan sel virus DEN terjadi di sitoplasma sel. Infeksi oleh satu
serotip virus DEN menimbulkan imunitas protektif terhadap serotype tersebut
tetapi tidak ada cross protectif terhadap serotip virus yang lain
Sebagai akibat infeksi sekunder oleh
tipe virus dengue yang berlainan pada
seorang pasien, respons antibodi anamnestik yang akan terjadi dalam waktu beberapa hari
mengakibatkan proliferasi dan transformasi limfosit dengan menghasilkan titer
tinggi antibodi IgG anti dengue. Disamping itu, replikasi virus dengue terjadi
juga dalam limfosit yang bertransformasi dengan akibat terdapatnya virus dalam
jumlah banyak. Hal ini akan
mengakibatkan terbentuknya virus kompleks antigen-antibodi (virus antibody compleks) yang selanjutnya
akan mengakibatkan aktivasi sistem komplemen. Pelepasan C3a dan C5a akibat
aktivasi C3 dan C5 menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah
dan merembesnya plasma dari ruang intravaskular ke ruang ekstravaskular.
Pada
pasien dengan syok berat, volume plasma dapat berkurang sampai lebih
dari 30 % dan berlangsung selama 24-48
jam. Perembesan plasma ini terbukti
dengan adanya, peningkatan kadar hematokrit, penurunan kadar natrium,
dan terdapatnya cairan di dalam rongga serosa (efusi pleura, asites). Syok yang
tidak ditanggulangi secara adekuat, akan menyebabkan asidosis dan anoksia, yang
dapat berakhir fatal. Oleh karena itu, pengobatan syok sangat penting guna
mencegah kematian.
Hipotesis kedua, menyatakan bahwa virus
dengue seperti juga virus binatang lain dapat mengalami perubahan genetik
akibat tekanan sewaktu. Virus mengadakan
replikasi baik pada tubuh manusia maupun pada tubuh nyamuk. Ekspresi fenotipik dari perubahan
genetik dalam genom virus dapat
menyebabkan peningkatan replikasi virus dan viremia, peningkatan
virulensi dan mempunyai potensi untuk
menimbulkan wabah. Selain itu beberapa strain virus mempunyai kemampuan untuk menimbulkan
wabah yang besar .
Sebagai respon terhadap infeksi virus
dengue, kompleks antigen-antibodi selain mengaktivasi sistem komplemen, juga menyebabkan
agregasi trombosit dan mengaktivitasi
sistem koagulasi melalui kerusakan sel endotel pembuluh darah.
Kedua faktor tersebut akan menyebabkan perdarahan pada DBD. Agregasi trombosit terjadi sebagai
akibat dari perlekatan kompleks antigen-antibodi pada membran trombosit
mengakibatkan pengeluaran ADP (adenosin di phosphat), sehingga trombosit
melekat satu sama iain. Hal ini akan
menyebabkan trombosit dihancurkan oleh RES (reticulo endothelial system) sehingga
terjadi trombositopenia. Agregasi trombosit ini akan menyebabkan pengeluaran
platelet faktor III mengakibatkan terjadinya koagulopati konsumtif (KID =
koagulasi intravaskular deseminata), ditandai dengan peningkatan FDP
(fibrinogen degredation product) sehingga terjadi penurunan factor pembbekuan.
Agregasi trombosit ini juga mengakibatkan gangguan fungsi trombosit, sehingga
walaupun jumlah trombosit masih cukup banyak, tidak berfungsi baik. Di sisi
lain, aktivasi koagulasi akan menyebabkan aktivasi factor Hageman sehingga
terjadi aktivasi sistem kinin sehingga memacu peningkatan permeabilitas kapiler yang dapat mempercepat
terjadinya syok. Jadi, perdarahan masif pada DBD diakibatkan oleh
trombositpenia, penurunan faktor pembekuan (akibat KID), kelainan fungsi
trombosit, dankerusakan dinding endotel
kapiler. Akhirnya perdarahan akan mempercepat syok yang terjadi (Suvatte, 1977).
4.
Gejala
a. Demam
Demam
berdarah dengue biasanya ditandai dengan demam yang mendadak tanpa sebab yang
jelas, continue, bifasik. Biasanya berlangsung 2-7 hari (Bagian Patologi
Klinik, 2009). Naik turun dan tidak berhasil dengan pengobatan antipiretik.
Demam biasanya menurun pada hari ke-3 dan ke-7 dengan tanda-tanda anak menjadi
lemah, ujung jari, telinga dan hidung teraba dingin dan lembab. Masa kritis pda
hari ke 3-5. Demam akut (38°-40° C) dengan gejala yang tidak spesifik atau
terdapat gejala penyerta seperti , anoreksi, lemah, nyeri punggung, nyeri
tulang sendi dan kepala.
Gambar:
Kurva suhu pada DHF
b. Perdarahan
Manifestasi
perdarahan pada umumnya muncul pada hari ke 2-3 demam. Bentuk perdarahan dapat
berupa: uji tourniquet positif yang menandakan fraglita kapiler meingkat . Kondisi
seperti ini juga dapat dijumpai pada campak, demam chikungunya, tifoid, dll.
Perdarahan tanda lainnya ptekie, purpura, ekomosis, epitaksis dan perdarahan
gusi, hematemesisi melena. Uji tourniquet positif jika terdapat lebih dari 20
ptekie dalam diameter 2,8 cm di lengan bawah bagian volar termasuk fossa
cubiti.
c. Hepatomegali
Ditemukan
pada permulaan demam, sifatnya nyeri tekan dan tanpa disertai ikterus. Umumnya
bervariasi, dimulai dengan hanya dapat diraba hingga 2-4 cm di bawah lengkungan
iga kanan. Derajat pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit namun
nyeri tekan pada daerah tepi hati berhubungan dengan adanya perdarahan.
d. Renjatan
(Syok)
Syok biasanya terjadi pada saat demam
mulai menurun pada hari ke-3 dan ke-7 sakit. Syok yang terjadi lebih awal atau
periode demam biasanya mempunyai prognosa buruk. Kegagalan sirkulasi ini
ditandai dengan denyut nadi terasa cepat dan lemah disertai penurunan tekanan
nadi kurang dari 20 mmHg. Terjadi hipotensi dengan tekanan darah kurang dari 80
mmHg, akral dingin, kulit lembab, dan pasien terlihat gelisah.
Oleh karena itu penderita harus segera
dibawa kerumah sakit bila :
1) Demam
tinggi (lebih 39oc ataulebih)
2) Muntah
terus menerus
3) Tidak
dapat atau tidak mauminum sesuai anjuran
4) Kejang
5) Perdarahan
hebat, muntah atau berak darah
6) Nyeri
perut hebat
7) Timbul
gejala syok, gelisah atau tidak sadarkan diri, nafas cepat, seluruh badan
teraba lembab, bibir dan kuku kebiruan, merasa haus, kencing berkurang atau
tidak ada sama sekali
8) Hasil
laboratorium menunjukkan peningkatan kekentalan darah atau penurunan jumlah
trombosit
Peran serta keluarga dan masyarakat
sangat penting untuk membantu dalam menangani penyakit demam berdarah. Dinas
Kesehatan Kota Denpasar mengarahkan apabila ada penderita yang terkena demam
berdarah maka harus segera melaporkan Kadus/Kaling/Kades/Lurah atau sarana
pelayanan kesehatan terdekat bila ada anggota masyarakat yang terkena DBD.
5. Pengobatan
a).Non
Medis
Ada cara yang bisa ditempuh tanpa harus diopname di
rumah sakit, tapi butuh kemauan yang kuat untuk melakukannya. Cara itu adalah
sebagai berikut :
1)
Minumlah air putih minimal 20 gelas berukuran sedang
setiap hari (lebih banyak lebih baik)
2) Cobalah menurunkan panas dengan minum obat
penurun panas. Parasetamol sebagai pilihan, dengan dosis 10
mg/BB/kali tidak lebih dari 4 kali sehari. Jangan memberikan aspirin dan brufen/ibuprofen,
sebab dapat menimbulkan gastritis dan atau perdarahan.
3) Beberapa dokter menyarankan untuk minum minuman ion
tambahan ( pocari sweet )
4) Minuman lain
yang disarankan: Jus jambu merah untuk meningkatkan trombosit
5) Makanlah
makanan yang bergizi dan usahakan makan dalam kuantitas yang banyak
6) Cara
penghitung kebutuhan cairan dapat berdasarkan rumus berikut ini :
a) Dewasa: 50
cc/kg BB/hari
b) Anak: Untuk
10 kg BB pertama: 100cc/kg BB/ hari
- Untuk 10 kg BB kedua: 50 cc/kg BB/ hari
- Untuk 10 kg BB ketiga dan seterusnya: 20 cc/kg BB/hari
- Untuk 10 kg BB kedua: 50 cc/kg BB/ hari
- Untuk 10 kg BB ketiga dan seterusnya: 20 cc/kg BB/hari
Jenis minuman yang di rekomendasikan
bagi penderita DBD merupakan sebagian dari obat demam berdarah yang dimaksudkan
untuk menghindari pasien dari kekurangan cairan, antara lain :
a) Jus Buah
Untuk mengatasi kekurangan cairan karena demam berdarah dapat memberikan banyak cairan berupa air jus.
Tidak selalu harus jus jambu biji, bisa memberikan jus buah lain seperti jus pepaya, jeruk, atau jus mangga. Dengan kadar air dalam buah berhitung
tinggi antara 65 sampai 92 persen, sehingga bisa mensuplai atau menutupi
kekurangan cairan akibat merembesnya plasma darah keluar dari pembuluh.
b)
Air Kelapa Muda
Air kelapa muda banyak megandung mineral kalium, sodium, klorida, dan
magnesium. Zat-zat ini adalah elektrolit yang dibutuhkan tubuh untuk membantu
mengatasi ancaman syok pada kondisi kekurangan cairan. Selain kalium, juga
mengandung gula, vitamin B dan C dan protein. Komposisi gula dan mineral yang
terdapat dalam air ini begitu sempurna, sehingga memiliki keseimbangan yang
mirip dengan cairan tubuh manusia.
c) Air Heksagonal
Air heksagonal merupakan air yang banyak mengandung oksigen, air telah
banyak dikembangkan untuk membantu metabolisme tubuh sehingga bisa menjaga
stamina dan vitalitas, termasuk bagi yang menderita demam berdarah.
Alang-Alang
Dalam kandungan Alang-alang terdapat manitol, glukosa, sakharosa, malic acid, citric acid, coixol, arundoin, cylindrin, fernenol, simiarenol, anemonin, asam kersik, damar, dan logam alkali. Dilihat dari kandungan-kandungan tersebut, alang-alang bersifat antipiretik (menurunkan panas), diuretik (meluruhkan kemih), hemostatik (menghentikan perdarahan), dan menghilangkan haus.
Dalam kandungan Alang-alang terdapat manitol, glukosa, sakharosa, malic acid, citric acid, coixol, arundoin, cylindrin, fernenol, simiarenol, anemonin, asam kersik, damar, dan logam alkali. Dilihat dari kandungan-kandungan tersebut, alang-alang bersifat antipiretik (menurunkan panas), diuretik (meluruhkan kemih), hemostatik (menghentikan perdarahan), dan menghilangkan haus.
b).
Medis
Pada
dasarnya pengobatan DBD bersifat suportif, yaitu mengatasi kehilangan cairan
plasma sebagai akibat peningkatan permeabilitas kapiler dansebagai akibat
perdarahan. Pasien DD dapat berobat jalan sedangkan pasien DBD dirawat di ruang
perawatan biasa. Tetapi pada kasus DBD dengan komplikasi diperlukan perawatan
intensif.
Perbedaan
patofisilogik utama antara DD/DBD/SSD dan penyakit lain adalah adanya
peningkatan permeabilitas kapiler yang menyebabkan perembesan plasma
dangangguan hemostasis. Gambaran klinis DBD/SSD sangat khas yaitu demam tinggi
mendadak, diastesis hemoragik, hepatomegali, dan kegagalan sirkulasi. Maka
keberhasilan tatalaksana DBD terletak pada bagian mendeteksi secara dini fase
kritis yaitu saat suhu turun yang merupakan ease
awal terjadinya kegagalan sirkulasi, dengan melakukan observasi klinis disertai
pemantauan perembesan plasma dan
gangguan
hemostasis. Prognosis DBD terletak pada pengenalan awal terjadinya perembesan
plasma, yang dapat diketahui dari peningkatan kadar hematokrit.
Fase
kritis pada umumnya mulai terjadi pada hari ketiga sakit. Penurunanjumlah
trombosit sampai <100.000/pl atau kurang dari 1-2 trombosit/ Ipb (rata-rata
dihitung pada 10 Ipb) terjadi sebelum peningkatan hematokrit dansebelum terjadi
penurunan suhu. Peningkatan hematokrit 20% atau lebih mencermikan perembesan
plasma dan merupakan
indikasi untuk pemberian caiaran. Larutan garam isotonik atau ringer laktat
sebagai cairan awal pengganti volume plasma dapat diberikan sesuai dengan berat
ringan penyakit. Perhatian khusus pada kasus dengan peningkatan hematokrit
yang terus menerus dan penurunan
jumlah trombosit < 50.000/41. Secara umum pasien DBD derajat I danII dapat
dirawat di Puskesmas, rumah sakit kelas D, C dan pada ruang rawat sehari di
rumah sakit kelas B danA.
6.
Pencegahan
Pencegahan bisa dilakukan melalui 2 cara yaitu pencegahan dan
penanganan pertama pada penderita demam berdarah. IDAI menjelaskan pencegahan
yang dilakukan meliputi kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), yaitu
kegiatan memberantas jentik ditempat perkembangbiakan dengan cara 3M Plus:
1) Menguras
dan menyikat tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi / WC, drum, dan
lain-lain seminggu sekali (M1).
2) Menutup
rapat-rapat tempat penampungan air, seperti gentong air/tempayan, dan lain-lain
(M2).
3) Mengubur
atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan (M3).
Plusnya adalah tindakan memberantas
jentik dan menghindari gigitan nyamuk dengan cara:
1) Membunuh
jentik nyamuk Demam Berdarah di tempat air yang sulit dikuras atau sulit air
dengan menaburkan bubuk Temephos (abate) atau Altosid. Temephos atau Altosid
ditaburkan 2-3 bulan sekali dengan takaran 10 gram Abate ( ± 1 sendok makan
peres)
untuk 100 liter air atau dengan takaran 2,5 gram Altosid ( ± 1/4 sendok makan peres) untuk 100 liter air. Abate dan Altosid dapat diperoleh di puskesmas atau di apotik.
untuk 100 liter air atau dengan takaran 2,5 gram Altosid ( ± 1/4 sendok makan peres) untuk 100 liter air. Abate dan Altosid dapat diperoleh di puskesmas atau di apotik.
2) Memelihara
ikan pemakan jentik nyamuk.
3) Mengusir
nyamuk dengan menggunakan obat nyamuk
4) Mencegah
gigitan nyamuk dengan memakai obat nyamuk gosok
5) Memasang
kawat kasa pada jendela dan ventilasi
6) Tidak
membiasakan menggantung pakaian di dalam kamar
7) Melakukan
fogging atau pengasapan bila dilokasi ditemukan 3 kasus positif DBD dengan
radius 100 m (20 rumah) dan bila di daerah tersebut ditemukan banyak jentik
nyamuk.
Pada orang yang menderita demam berdarah
pada awalnya mengalami demam tinggi. Kondisi demam dapat mengakibatkan tubuh
kekurangan cairan karena penguapan, apalagi bila gejala yang menyertai adalah
muntah atau intake tidak adekuat (tidak mau minum), akhirnya jatuh dalam
kondisi dehidarasi. Pertolongan pertama yang dapat diberikan adalah
mengembalikan cairan tubuh yaitu meberikan minum 2 liter/hari (kira – kira 8
gelas) atau 3 sendok makan tiap 15 menit. Minuman yang diberikan sesuai selera
misalnya air putih, air teh manis, sirup, sari buah, susu, oralit, shoft drink,
dapat juga diberikan nutricious diet yang banyak beredar saat ini. Untuk
mengetahui pemberian cairan cukup atau masih kurang, perhatikan jumlah atau
frakuensi kencing. Frekuansi buang air kecil minimal 6 kali sehari menunjukkan
pemberian cairan mencukupi (IDAI, 2009).
7.
Oahraga
yang tepat untuk penderita demam
berdarah
- Jogging
Jogging memiliki efek yang sangat positif pada tubuh
Anda, karena membuat tubuh menjadi aktif bergerak. Sehingga dengan demikian
efek postitif dari Jogging adalah meningkatnya sirkulasi darah yang akan
membantu memperkuat jantung . Jogging juga akan membantu mencegah gangguan pada
sistem pencernaan . Membuat tubuh untuk tetap aktif adalah membantu tubuh untuk
membakar lemak sehingga berat badan tetap terkontrol.
Berikut
manfaat rutin jogging bagi kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis
Manfaat jogging dari segi psikologis
Yang paling penting dari manfaat
Jogging adalah membangun kepercayaan. Dengan berlari secara rutin, orang akan
tumbuh lebih kuat dan siap mengatasi setiap cobaan. Keyakinan seseorang akan
terbangun ketika ia dapat memperkirakan kemampuan tubuhnya untuk berlari
menempuh jarak. Orang-orang yang menurunkan berat badan karena berlari akan
mendapatkan lebih percaya diri, ketika mereka mendapatkan postur yang ideal.
Melatih
fikiran
Seiring dengan manfaat lainnya,
jogging juga mampu melatih pikiran yang baik. Ketika Anda menemukan rintangan,
maka Anda akan belajar untuk fokus dan menjadi lebih tepat untuk
menyingkirkannya. Jogging Tidak hanya akan membuat tubuh mendapatkan
kekuatan fisik, tetapi Anda juga akan mendapatkan ketahanan mental.
Salah satu dari manfaat jogging yang jarang diketahui orang adalah perbaikan sikap. Jogging akan membuat tubuh memproduksi hormon yang disebut endorfin, yitu hormon yang akan memberikan rasa bahagia. Oleh karena itu, jogging seringkali digunakan sebagai cara efektif untuk memerangi depresi klinis yang sangat lama.
Salah satu dari manfaat jogging yang jarang diketahui orang adalah perbaikan sikap. Jogging akan membuat tubuh memproduksi hormon yang disebut endorfin, yitu hormon yang akan memberikan rasa bahagia. Oleh karena itu, jogging seringkali digunakan sebagai cara efektif untuk memerangi depresi klinis yang sangat lama.
Manfaat Jogging dari segi fisik
Meningkatkan metabolisme tubuh
Jogging di pagi hari akan membantu
meningkatkan metabolisme tubuh sepanjang hari. Anda akan mendapatkan penurunan
kelebihan berat badan dan juga akan merasa lebih sehat.Jogging juga baik untuk jantung,
sehingga akan meningkatkan sirkulasi darah Anda.
Meningkatkan stamina
Di antara banyak manfaat joging
setiap hari adalah membangun stamina tubuh menjadi lebih baik. Stamina tubuh
yang baik akan meningkatkan kemampuan dan produktifitas kerja Anda sepanjang
hari, karena akan membantu Anda untuk bergerak secara aktif. Saya yakin jika
Anda sebelumnya merasa lesu ketika bekerja, maka ketika telah rutin melakukan
jogging maka Anda akan merasa lebih baik.
Memperkuat otot dan meningkatkan kepadatan tulang
Manfaat joging lainnya adala
memperkuat otot-otot dan meningkatkan kepadatan tulang belakang, pinggul dan
kaki. Jika Anda pernah melihat pelari jarak jauh, meskipun kaki mereka
tampak kurus , namun mereka mereka dapat berlari sekuat mungkin. Jogging akan mencegah
hilangnya massa otot dan massa tulang yang terkait dengan usia. Ketika Anda
mulai berlari secara teratur, maka Anda akan dapat menjaga tulang Anda
sepanjang tahun.
Mengurangi resiko penyakit
Jogging membantu memerangi penyakit
seperti kanker, stroke jantung, diabetes, hipertensi, osteoporosis,serta
meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Jogging akan meminimalkan serangan jantung, karena akan memperkuat jantung sekaligus juga menjaga tekanan darah. Paru-paru juga akan menjadi kuat, sehingga Anda dapat menghirup oksigen lebih banyak lagi. Hal ini akan meningkatkan kapasitas darah untuk mengangkut lebih banyak nutrisi penting untuk seluruh organ tubuh.
Jogging akan meminimalkan serangan jantung, karena akan memperkuat jantung sekaligus juga menjaga tekanan darah. Paru-paru juga akan menjadi kuat, sehingga Anda dapat menghirup oksigen lebih banyak lagi. Hal ini akan meningkatkan kapasitas darah untuk mengangkut lebih banyak nutrisi penting untuk seluruh organ tubuh.
.
.
B. Kesimpulan
dan Saran
1. Kesimpulan
Demam
berdarah adalah masalah kesehatan yang serius karena hamper tiap tahun selalu
ada dan bahkan kadang-kadang meningkat tajam megarah kekajadian luar biasa
(KLB). Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk
aedes aegypti. Penyakit demam berdarah dalam keadaan gawat memerlukan
pertolongan segera dan semakin cepat ditolong makin besar kemungkinan untuk
sembuh kembali. Pada seting prehospital masyarakat dan keluarga harus waspada
terhadap tanda dan gejala yang dikeluhkan oleh pasien. Koordinasi dengan
instansi terkait, missal dinas kesehatan adalah penting dalam rangka pencegahan
penularan demam berdarah. Peran masyarakat sangat penting karena tanpa peran
serta masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk maka sebesar apapun dana
yang dikeluarkan dan sebagus apapun program pemerintah tidak akan optimal dalam
penanggulangan dan pemberantasan penyakit demam berdarah. Untuk dapat merawat pasien DBD
dengan baik, diperlukan dokter dan
perawat
yang terampil, sarana laboratorium yang memadai, cairan kristaloid dankoloid,
serta bank darah yang senantiasa siap bila diperlukan. Kunci keberhasilan
tatalaksana DBD/DSS terletak pada ketrampilan para dokter untuk dapat mengatasi
masa peralihan dari fase demam ke fase penurunan suhu (fase kritis, fase syok)
dengan baik.
2. Saran
a.
Diperlukan
peran masyarakat dan pemerintah secara luas untuk bersama-sama menjalankan
program-program yang telah dibuat dalam penanggulangan DBD.
b.
Dibutuhkan
peran serta perawat Puskesmas sebagai lini terdepan dalam pencegahan DBD di
lingkungan masyarakat dengan deteksi dini dan peningkatan pendidikan kesehatan
masyarakat terkait DBD.
DAFTAR PUSTAKA
Soewandoyo,
E. 1997. Demam Berdarah Dangue pada Orang Dewasa. Gejala Klinik dan
Penatalaksanaannya. Folia Medika
Indonesia XXXIII. Juli-September.
World Health Organization (WHO). (1999). Guidelines for treatment of dengue
fever/dengue hemorrhagic fever in small hospitals. New Delhi.
Sumarmo,SPS.
1988. Demam Berdarah(Dengue) pada anak. Universitas
Indonesia (UI-PREES)